Telah tertulis dalam kitab Allah sejak lama, bahwa perempuan
yang baik diciptakan untuk laki-laki yang baik dan sebaliknya. Kita semua
percaya, kita semua meyakini, seolah memberikan sebuah perspektif bahwa menjadi
baik adalah sebuah keharusan untuk mendapatkan seseorang yang baik.
Pertanyaan kontra telah terngiang di dalam benak saya, bertahun-tahun
lamanya sejak pertama kali mendengar ayat ini. Jika yang baik hanya untuk yang
baik dan yang buruk untuk yang buruk apa bedanya dengan konsep yang kaya akan
semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin? Sebuah kesenjangan pun
mungkin akan terjadi. Mulai dari perspektif sederhana yang dianut oleh sebagian
besar manusia, hingga menjadi sebuah keinginan untuk dapat memiliki
kesempurnaan.
Sebuah pemikiran kecil di dalam benak saya, mengapa seseorang
yang sudah menganggap dirinya sangat baik tidak menikahi perempuan yang kurang
baik saja? Sehingga kelak dia bisa membimbingnya menuju kebaikan, mengamalkan
ilmu yang dimilikinya, menyeimbangkan kebaikan di muka bumi ini, sehingga
tercapai sebuah kestabilan. Sebaliknya,
untuk perempuan yang telah merasa “sempurna” mengapa ia tidak mencari seorang
lelaki yang butuh dukungannya untuk menuju kebaikan saja?
Entah hanya saya yang memikirkan hal ini atau ada orang di
luar sana memikirkan hal yang sama. Menurut saya, orang-orang sedang berlomba
menjadi orang yang sempurna. Tidak salah, justru bagus, namun sayangnya
sebagian dari mereka melakukannya dengan harapan mendapatkan pasangan yang baik
pula. Tentu saja, semua orang mendambakan pasangan yang baik. Namun mana yang
lebih baik, menjadi baik untuk mendapatkan yang baik atau menjadi baik untuk
menyeimbangkan ketidakbaikan? :D