Labels

My Fan Page

Translate

Jurnalistika Febra Ariella On Minggu, 30 Desember 2012

Hallo guys udah lama nih nggak ngepost. Kali ini gua mau bahas mengenai permasalahan penggusuran pedagang di peron-peron stasiun dan gua sangat tertarik untuk membungkusnya dengan judul artikel ini. Semoga apa yang gua beritakan ini selain bisa memberikan info juga bisa menambah kekritisan kita ya :D 

Udah tau kan kalo ada penggusuran pedagang-pedagang di peron-peron kereta di Stasiun Kereta Api JADEBOTABEK? Emm, awalnya gua ngerasa ini adalah tindakan yang sangat semena-mena dari pihak PT.KAI, sampai akhirnya gua sangat-sangat penasaran kenapa bisa sampe seperti ini dan mulai melakukan investigasi (sebenernya sekalian buat liputan SUMA sih hehe).

Pertama-tama gua coba tanya dari pihak pedagang tentang kebenaran isu ini. Ya berhubung yang paling mudah terjangkau adalah Stasiun UI ya makanya gua coba untuk mencari infonya dari pedagang di Stasiun UI. Gua nanya-nanya ke beberapa pedagang dan mereka bilang bahwa penggusuran tersebut memang benar adanya. Mereka mendapatkan surat dari PT. KAI untuk mengosongkan kios dalam waktu 7x24 jam pada tanggal 28 November 2012 (sedangkan surat ditulis tanggal 26 November 2012). Namun pada waktu yang telah ditetapkan tersebut penggusuran di st. UI belum dilakukan, ini karena kerjasama pedagang dan mahasiswa untuk bertahan. Mereka sama-sama menghadap kebeberapa lembaga (PT. KAI, LBH, Komnas HAM, dll) untuk mempertanyakan masalah ini dan meminta solusi.

Waktu pedagang ini curhat tentang perjuangan mereka mempertahankan kios itu jujur gua merasa sangat prihatin dan mencoba menempatkan diri di posisi mereka. Yang memiriskan saat itu adalah mereka belum dapat kepastian mengenai penggangantian kios yang mereka tempati dan masalah relokasi yang juga masih menjadi tanda-tanya. Mereka pun cerita bahwa penggusuran yang udah terjadi di beberapa stasiun ternyata dilakukan PT. KAI dengan bantuan TNI-AD dan kepolisian di mana mereka membawa senjata-senjata api, tentu aja ini mencerminkan kekerasan. Berhembus isu baru lagi nih yang gua denger dari pedagang kalo ternyata penggusuran dilakukan agar kelak PT. KAI dapat menyewakannya pada resto/tempat usaha lainnya yang memiliki modal besar.

Karena butuh verifikasi, gua langsung aja menghadap Kepala Stasiun UI (Pak Dharmawan) untuk tanya kebenaran info yang gua dapat dari pedagang tadi. Sayangnya dia nggak mau komentar apa-apa dan meminta gua langsung ketemu Humas PT. KAI (Pak Mateta). Agak kecewa sih karena nggak mendapatkan klarifikasi mengenai masalah ini dan akhirnya gua coba untuk menghubungi Pak Mateta  sampe akhirnya ketemu waktu yang pas untuk ngobrol-ngobrol bareng beliau.

Hal pertama yang gua tanyain adalah tentang tujuan penggusuran ini dan dia menjawab bahwa ini ditujukan untuk menertibkan karena keterbatasan lahan dan untuk pengembangan sistem transportasi Indonesia (terutama Indonesia). Kemudian dia mulai bercerita tentang studi banding yang dilakukan beberapa pegawai PT. KAI ke luar negeri antaranya Perancis, Jepang dan Cina. PT. KAI berencana untuk membuat transportasi terintegrasi dengan e-ticketing dimana nanti (entah tahun berapa gua lupa nanya kepastian tahunnya) KRL Ekonomi ditiadakan dan semuanya akan diganti sama CommuterLine (CL). Katanya sih ini karena ekonomi emang udah nggak layak dan suku cadangnya mahal. Gua inget banget dia  ngomongnya gini, "dari pada beli suku cadang ekonomi yang mahal lebih baik kita tambah anggaran sedikit dan langsung membeli CL segerbong". Kemudian dia kembali dengan wacana-wacana besar KAI yang akan memperbaiki fasilitas (dengan  fasilitas WIFI dan carger di setiap stasiun), menambah armada kereta (dengan ekspektasi akan ada 1.2 juta pengguna kereta api setiap harinya pada tahun 2012), penambahan jalur kereta, membuat lapangan parkir dan yang terakhir (kalo gua nggak salah tangkep) KAI akan buat semua stasiun kereta api kayak St. UI dimana ketika turun dari kereta langsung ada halte bus yang bisa membawa penumpang ketujuan selanjutnya.

Ya, itu semua adalah mimpi besar PT. KAI untuk Indonesia (semoga bisa berjalan dan bukan sekedar wacana ya, Pak). Terus gua mengembalikan topik ke masalah penggusuran dan mulailah dia membuka beberapa surat protes dari beberapa lembaga seperti KRL Mania, Aspeka dan BEM UI. PT. KAI sangat kecewa dengan BEM UI karena (menurutnya) anak-anak UI seharusnya bisa untuk mendukung dan membantu KAI dalam dalam membangun sistem transportasi di Indonesia. Ohya, dia juga nyuruh gua untuk nyatet salah satu  kalimat tuntutan dari BEM UI yang isinya "Lindungi hak-hak pengguna kereta....". "Ya kita juga sedang menjalankan tuntutan mereka dimulai dari penggusuran pedagang ini," tambahnya.Tak luput dia mengomentari mengenai surat somasi (kalo nggak salah dari KRL Mania) dan mengatakan bahwa "Penggusuran pasti akan dilaksanakan, tinggal tunggu waktu saja".

Terlepas dari semua tuntutan-tuntutan itu, gua kembali mempertanyakan apa yang akan dilakukan KAI pada para pedagang setelah penggusuran nanti. Memang nggak akan ada relokasi yang diberikan KAI tapi bagi yang kontraknya masih ada akan ditawarkan dua pilihan, pilihan yang pertama adalah apakah ingin uang sewanya dikembalikan dan yang kedua tetap berjualan sampai masa kontraknya habis. Terus gua ditunjukin daftar kontrak pedagang gitu deh dan kalo nggak salah lihat di St. UI sendiri yang paling lama itu sampe Mei 2013. Dia juga bilang masalah pihak ketiga (jujur aja waktu itu gua belum ngerti apa itu pihak ketiga yang dimaksud dan baru menyadarinya akhir-akhir ini) katanya ada orang yang menyewa lahan ke KAI kemudian membuatkan kios untuk para pedagang dan barulah pedagang nyewa kiosnya. KAI sih bilang katanya dia nggak mau ada urusan sama pedagang, dia ingin urusannya langsung sama orang yang nyewa lahan KAI yaitu orang ketiga tersebut (biasanya disebut pengembang).

Oh ya nggak lupa gua tanyain kebenaran isu baru yang gua dapatkan dari pedagang, yaitu apakah benar bahwa lahan gusuran akan disewakan untuk tempat-tempat usaha bermodal besar seperti di atas dan dia bilang sih enggak. Dibeberapa stasiun nanti akan ditambahkan jalur baru untuk kereta oleh karena itu pedagang peron mulai ditertibkan sejak sekarang. Sedangkan untuk pedagang-pedagang di luar peron juga ditertibkan selain untuk keamanan dan kelancaran pengguna jasa kereta api nanti juga akan dibuatkan lapangan parkir yang memadai (mari kita terus pantau apakah yang dikatakannya itu akan terealisasi atau malah sebaliknya). Emmm, dia juga sempet bilang katanya polisi dan TNI-AD hanya membantu (oke masih agak ambigu nih maksudnya membantu apa ya) untuk membereskan sisa-sisa bangunan kios dan membantu para pedagang untuk memberekan barang-barang di kios. "Masalah senjata yang mereka bawa sih itu memang karena SOP mereka", tambahnya.

Nah, ketika gua mendengarkan kedua pernyataan dari pihak pedagang dan PT. KAI memang sudut pandang yang beda. KAI mencoba membuat sistem transportasi untuk mengembangkan bangsa sedangkan disatu sisi banyak rakyat yang menderita karena tempat mereka mencari nafkah harus digusur. Jadi yang mana yang harus diperjuangkan?

Kalo BEM UI dan LBH sih saat ini sedang membantu memperjuangkan nasib para pedagang. Mereka mencoba menuntut kesalahan konkret PT. KAI yang telah dilakukan sejak awal yaitu kurangnya dialog/sosialisasi dengan pedagang mengenai penggusuran serta tak adanya kompensasi yang diberikan PT. KAI kepada para pedagang.

Terus gimana stastus hukum antara perjanjian pedagang-KAI yang memang sepertinya masih rancu karena ada pihak ketiga  (pengembang)? Silakan tinjau sendiri masalah itu gua nggak mau berkomentar banyak hehe.

Cukup sekian pembahasannya, maaf kalo masih gantung dan nggak jelas. Kalo mau tanya-tanya/komentar langsung aja tulis di bawah. Sebenernya yang ingin gua tekankan di sini adalah MENGAPA USAHA UNTUK MEMAJUKAN BANGSA JUSTRU MEMBUAT RAKYAT MENDERITA?

sumber dokumentasi

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments